TURBINE LUBE OIL SYSTEM
(SYSTEM TD)
(SYSTEM TD)
PENDAHULUAN
Modul ini sebagian besar
merupakan terjemahan dari Operation Manual Volume C61-OM-08 Tab.2 System TD.
Modul ini berkaitan erat dengan modul operator
Unit 5,6,7 PLTU Suralaya sistem TG yaitu : Main Turbine control fluid system. Sistem ini merupakan salah satu dari banyak sistem yang tergabung dalam Power Convertion System Group menurut IEES.
Unit 5,6,7 PLTU Suralaya sistem TG yaitu : Main Turbine control fluid system. Sistem ini merupakan salah satu dari banyak sistem yang tergabung dalam Power Convertion System Group menurut IEES.
MAKSUD & TUJUAN
Penulisan modul ini
dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan teori dan bimbingan praktek bagi
operator PLTU turbin lokal dan control room. Operator diwajibkan tahu dan
mengerti akan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengoperasikan sistem TD secara
aman dan benar.
Modul ini bertujuan agar operator dapat berhasil dalam evaluasi guna memperoleh sertifikat sebagai operator turbin lokal atau operator control room.
Modul ini bertujuan agar operator dapat berhasil dalam evaluasi guna memperoleh sertifikat sebagai operator turbin lokal atau operator control room.
SASARAN
Sasaran modul ini adalah
agar operator mampu menjawab seluruh pertanyaan dalam evaluasi pada bagian
akhir modul ini termasuk melaksanakan praktek pengoperasian sistem TD.
FUNGSI DAN CARA KERJA
Sistem minyak pelumas ini
dilengkapi beberapa pompa minyak pelumas, sistem auto-stop dan trip untuk
memenuhi kebutuhan turbine utama pada kondisi yang berbeda-beda. Jenis pompa
minyak pelumas tersebut adalah sebagai berikut :
Pompa
minyak utama (Main Oil Pump)
Pompa ini dikopel
langsung dengan rotor HP turbine. Desain pompa minyak utama ini adalah 100%
MCR. Pompa ini pada kondisi operasi normal mengeluarkan minyak bertekanan yang
berfungsi :
- Mensuplai
pelumasan pada bearing-bearing turbine ketika turbine telah mencapai atau
mendekati putaran normalnya.
- Memfungsikan
oil ejector yang mensuplai sisi hisap dari MOP. Pompa ini bertipe
sentrifugal yang memerlukan tekanan positif pada sisi suction.
- Menyediakan
suplai minyak untuk peralatan thrust bearing trip, yaitu :
- pelumasan
bantalan
- peralatan
over speed trip device
- peralatan
protective trip device
- emergency
trip piston valve EH fluid interface
- Mendukung
sistem turbine generator seal oil back up.
Pompa
minyak bantu (Auxiliary Oil Pump)
Pompa ini digerakkan oleh
motor AC, yang berfungsi sebagai suplai pada HP oil. Data auxiliary oil pump
ini adalah sebagai berikut :
Serial
no.
: PC-06153-1
Type
: CSK-2-65
Capacity
: 510 l/min
Total pressure
: 11 kg/cm2
Oil temperature :
15-60 oC
Discharge
size : 65 mm
Suction
size : 115 mm
Motor
out-put : 30 kW
Putaran
: 2950 rpm
Pompa
minyak turning gear (Turning Oil Pump)
Pompa ini digerakkan oleh
motor AC. Pompa ini berfungsi memberikan tekanan ke suction main oil pump pada
saat start awal dan mensuplai minyak pelumas ketika turbine dalam kondisi
turning gear ON. Data turning oil pump adalah sebagai berikut :
Serial
no.
: PC-06154-1
Type
: CSS-200
Capacity
: 4100 l/min
Total pressure
: 3.2 kg/cm2
Oil temperature :
15-60 oC
Discharge
size : 200 mm
Suction
size : 245 mm
Motor
out-put : 45 kW
Putaran
: 1465 rpm
Pompa pelumas
darurat (Emergency Oil Pump)
Pompa ini digerakkan oleh
motor DC yang disuplai dari battery. Pompa ini ber fungsi untuk mensuplai
minyak pelumas dalam kondisi darurat, seperti ketika terjadi black-out, dimana
tegangan AC hilang. Data EOP adalah sebagai berikut :
Serial
no.
: PC-06155-1
Type
: CSS-200
Capacity
: 3900 l/min
Total pressure
: 2.9 kg/cm2
Oil temperature :
15-60 oC
Discharge
size : 200 mm
Suction
size : 245 mm
Motor out-put
: 37 kW
Putaran
: 1500 rpm
Pompa
pelumas pengangkat (Jacking Oil Pump)
Pompa ini berfungsi untuk
mengangkat poros turbine pada saat turbine akan diputar dan sekaligus
memberikan pelumasan pada bantalan turbine. Data JOP adalah sebagai berikut :
Type
: Vane pump TGC-008
Capacity
: 25 l/min
Design press
: 140 kg/cm2
Sync.
speed : 1500 rpm
Motor
out-put : 15 kW
Total
weight : 1500 kg
BAGIAN
UTAMA SISTEM MINYAK PELUMAS
1.
Turning Gear Motor
2.
Turbine Oil Reservoir Vapor Extractor
3.
Auxiliary Oil Pump
4.
Turning Oil Pump
5.
Emergency Oil Pump
6.
Jacking Oil Pump A
7.
Jacking Oil Pump B
8.
Oil Conditioner Circulating Pump
9.
Oil Conditioner Vapor Extractor
10.
Oil Reservoir
11.
Oil Cooler
filosofi
sistem kontrol dan proteksi
SISTEM
KONTROL
Pada saat start-up dan
shut-down, listrik AC memutar gigi pompa minyak dan pompa seal oil back-up dan
mensuplai semua kebutuhan minyak untuk bagian sisi masuk pompa minyak utama
(MOP), dengan menghasilkan tekanan yang cukup untuk mengaktifkan sistem
overspeed trip, pelumas bearing, turning gear dan seal oil back up untuk
generator.
Pompa secara otomatis
dikendalikan oleh pressure switch dan keduanya akan bekerja pada saat tekanan
minyak pada bearing turun menjadi 0.8-0.9 kg/cm2. Jika tekanan
minyak bearing turun menjadi 0.6-0.7 kg/cm2 motor DC penggerak pompa diaktifkan oleh pressure switch jalur
sistem pelumas turbine.
Dan pressure switch yang
lain, yang juga dihubungkan dengan jalur minyak bearing berfungsi untuk
mencegah turning gear bergerak hingga tekanan minyak bearing mencapai 0.3 kg/cm2,
yaitu kondisi dimana titik kontak menutup.
PROTEKSI
Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan peralatan trip adalah sbb :
- Bearing
oil pressure low
- Thrust
bearing oil pressure high
Prinsip kerja Main Oil
Pump secara sederhana :
Sisi hisap M O P Sisi tekan
- ada dua sisi,
yaitu
– melalui ejector ke sisi hisap
front dan
rear
– melalui ejector ke pelumasan
- mendapat
positive
bantalan no. 1 ~ 10 dan thrust
press. dari sisi
tekannya
– ke generator. seal oil back up
(dikopel
langsung
– ke thrust brg. protective device
ke HP
rotor)
– ke mech. over speed turb. trip
- ke over speed trip
device
- ke EH emergency trip
piston vlv.
- ke sisi hisap JOP A dan
B
Prinsip kerja Auxiliary
Oil Pump secara sederhana :
Sisi hisap A O P Sisi tekan
- turbine oil
reservoir
– ke gen. seal oil back up
- ke thrust brg.
protective device
- ke mech. over speed
turb. trip
- ke over speed trip
device
- ke EH emergency trip
piston vlv.
Prinsip kerja Turning Oil
Pump secara sederhana :
Sisi hisap T O P Sisi tekan
- turbine oil reservoir
– ke sisi hisap MOP
- ke pelumasan bantalan
no. 1 ~
10 dan thrust bearing
- ke sisi hisap JOP A dan
B
Prinsip kerja Emergency
Oil Pump secara sederhana :
Sisi hisap E O P Sisi tekan
- turbine oil
reservoir
– ke pelumasan bantalan no. 1 ~
10 dan thrust bearing
- ke sisi hisap JOP A dan
B
Prinsip kerja Jacking Oil
Pump secara sederhana :
Sisi hisap J O P Sisi tekan
- sisi tekan
MOP
– ke bearing / bantalan no.
- sisi tekan
TOP
3, 4, 5, dan 6 saja (LP turbine A & B )
- sisi tekan
EOP
PROSEDUR
OPERASI
4.1 Persiapan di lokal
1.
Yakinkan bahwa semua pompa pelumas dalam keadaan stand by dan
siap dioperasikan
2.
Yakinkan isolating valve inlet dan outlet sudah dibuka
3.
Check apakah minyak pelumas sudah tersedia pada level normal
4.
Yakinkan tidak ada kebocoran minyak
5.
Pastikan bahwa lube oil cooler telah dioperasikan
6.
Pastikan bahwa instrument air telah dioperasikan
4.2 Persiapan di Control
Room
1.
Tampilkan layar monitor pompa pelumas yang akan di start/stop
2.
Check permissive apakah sudah terpenuhi, dengan cara melihat di
OIS
3.
Apakah pompa pelumas yang akan dijalankan sudah tidak ada
indikasi fault.
4.
Bila indikasi fault masih ada, maka breaker harus di-on-kan
5.
Bila permissive telah siap, informasikan ke lokal, pompa akan
di-start
6.
Start pompa pelumas dengan cara menekan push button start
7.
Stop pompa pelumas dengan cara menekan push button stop
8.
Informasikan kembali ke operator lokal bahwa pompa telah
dioperasikan dan yakinkan tidak ada kebocoran minyak
9.
Permissive pompa minyak pelumas adalah : Breaker posisi ON
4.3 Start sequence
1.
Start turbine oil reservoir vapour extractor dari CR, untuk
menjaga tekanan dalam reservoir minyak dan box bearing tetap negatip (-50 –
+100 mm H2O)
2.
Start turbine oil reservoir vapour extractor dari CR, buka
isolating valve dari turbine oil reservoir ke oil conditioner
3.
Start oil conditioner circulating pump dari CR
4.
Start turning oil pump dari CR dan periksa tekanan bearing oil
5.
On-kan breaker emergency oil pump sebagai back-up
6.
Pastikan bahwa katup-katup solenoid untuk suplai minyak ke
turning gear sudah terbuka dan tekanan minyak lebih besar dari 0.4 kg/cm2
7.
Pastikan bahwa tekanan hisap pompa minyak utama (MOP) pada
kondisi normal (0.7 kg/cm2)
8.
Start aux. oil pump dan pastikan bahwa tekanan HP oil normal
9.
Setelah pompa minyak start, pastikan level pada turbine oil
reservoir sedikit dibawah level normal operasi
10. Terdapat 2 oil cooler
pada pelumas turbin, dioperasikan bergantian satu dengan yang lainnya.
11. Pastikan bahwa close
cooling water terpasang pada oil cooler yang sedang beroperasi.
12. Inlet/outlet valve
pada oil cooler yang sedang stand-by, close cooling water harus terbuka untuk
mencegah over pressure
13. Posisikan temperature
control untuk lubrication oil dalam keadaan auto pada CR dan pastikan
temperature di pelumasan dikontrol dengan benar (setting temperature adalah 33 oC selama operasi)
14. Pastikan valve
suction dan discharge dari jacking oil pump terbuka
15. Start satu jacking
oil pump dari CR dan posisikan jacking oil pump yang stand-by dalam posisi
auto. Pastikan discharge pressure jacking oil pump normal (140 kg/cm2)
4.3 Stop sequence
Stop aux. oil pump,
turning oil pump, jacking oil pump, emergency oil pump secara berturut-turut
dan posisikan AUTO
SISTEM
MONITORING DAN BATASAN OPERASI
Beberapa batasan operasi
yang harus dipenuhi adalah temperature pendingin minyak dan pressure bearing
oil serta thrust bearing oil.
Batasan operasi
Bearing oil pressure low
alarm : 0.6 kg/cm2
Bearing oil pressure low
trip :
0.4 kg/cm2
Thrust bearing oil
pressure alarm : 2.4 kg/cm2
Thrust bearing oil
pressure trip :
5.6 kg/cm2
Tekanan kerja turbine
lube oil system dan kaitannya dengan Protective Device dan EH Fluid System
adalah sebagai berikut :
Uraian
|
Tekanan kerja Turbine
Lube Oil System (kg/cm2)
|
Keterangan
|
Lubrication Oil System
|
||
Main Oil Pump discharge
|
17 ~ 22
|
At rated speed
|
Main Oil Pump suction
|
0.7 ~ 1.8
|
At turbine TOP
|
Main Oil Pump suction
|
0.7 ~ 3.2
|
At rated speed
|
AC Aux. Oil Pump discharge
|
10 or higher
|
At turbine center line
|
AC Turning Oil Pump discharge
|
1.0 ~ 1.8
|
At turbine center line
|
DC Emergency Oil Pump disch.
|
1.0 ~ 1.8
|
At turbine center line
|
Relief Valve Setting
(Bearing Jacking Oil Pump)
|
140
|
Atur pengangkatan rotor antara 0.1 – 0.15 mm dengan flow
control valve
|
Bearing Oil
|
1.0 ~ 1.8
|
On Turning Oil Pump
(Relief Valve Closed)
|
Bearing Oil
|
1.2 ~ +0.6 – 0.2
|
At rated speed
(Relief Valve set)
|
Protective Device
|
||
Low Bearing Oil Pressure Trip
|
0.5 +0.10 – 0.05
|
|
Thrust Bearing Trip
|
5.6 +0 – 0.3
|
|
Low Vacuum Trip
|
550 +0 – 100 mmHg
|
|
Overspeed Trip
|
-
|
3330 rpm atau dibawah
|
EH Fluid System – High
Press
|
||
Unload valve
|
147 +- 3
|
Unload press.
|
Unload valve
|
118 ~ 123
|
Onload press.
|
Relief valve
|
165 +- 1
|
|
Accumulator Charge Press.
|
80 ~ 88
|
|
EH Fluid System –
Return
|
||
Accumulator Charge Press.
|
2
|
|
INTERTRIPPING
DAN PENGARUHNYA TERHADAP UNIT / PERALATAN LAINNYA
Pelumas untuk bearing-bearing
turbine saat normal operasi disuplai oleh pompa minyak utama (MOP). Jika
terjadi bearing oil pressure low atau thrust bearing pressure high, maka
turbine akan trip, karena MOP seporos dengan turbine. Dengan demikian, untuk
menghindari kerusakan pada bearing-bearing turbine, maka pompa-pompa AOP, TOP,
EOP akan start secara automatis.
Adapun start auto
pompa-pompa tersebut adalah :
AOP
: 7.5 kg/cm2
TOP
: 0.75 kg/cm2
EOP
: 0.55 kg/cm2
EVALUASI
OJT
Operator
: Control Room
Sistem
: Turbine Lube Oil
Kode sistem : TD
1.
Tuliskan harga normal operasi dari sistem minyak pelumas turbin
:
1.
tekanan pelumas / temperatur metal bantalan
2.
temperatur pelumas setiap bantalan
3.
tekanan jacking oil
4.
temperatur minyak pelumas masuk / keluar cooler
1.
Tuliskan penyebab dan tindakan yang benar untuk mengatasi setiap
gangguan yang muncul pada sistem pelumas turbin :
1.
masing-masing bantalan temperatur tinggi
2.
tekanan pelumas bantalan rendah
3.
main oil tank level rendah
1.
Lakukan persiapan yang diperlukan untuk menjamin sistem pelumas
turbin beroperasi dengan aman :
1.
pompa pelumas AC / DC siap
2.
semua isolasi dan peralatan yang tidak beroperasi pada posisi
yang benar
3.
oil conditioner siap
4.
fire fighting system siap
1.
Tampilkan layar semua peralatan, indikator yang berhubungan
dengan sistem minyak pelumas turbin.
Operator
: Turbin Lokal
Sistem
: Turbine Lube Oil
Kode sistem : TD
1.
Gambarkan blok diagram sistem minyak pelumas turbin dan
peralatannya.
1.
Tunjukkan lokasi dan teliti ciri-ciri setiap bagian peralatan
yang ada pada siste tersebut :
1.
Main Oil Pump
2.
Auxiliary Oil Pump
3.
Turning Oil Pump
4.
Emergency Oil Pump
5.
Jacking Oil Pump
6.
Oil Cooler
7.
Oil Reservoir
8.
Ejector, Oil Vapour Extractor, Filter
1.
Tuliskan fungsi dari setiap peralatan tersebut di atas.
1.
Tuliskan harga normal operasi pada :
1.
temperatur pelumas keluar pendingin
2.
tekanan pelumas bantalan turbin generator
3.
auto start pada pompa pelumas pembantu, pompa pelumas darurat,
dan pompa pelumas turning
1.
Lakukan pemeriksaan awal sebelum sistem minyak pelumas turbin
dijalankan.
1.
Lakukan prosedur untuk mengganti pengoperasian Oil Cooler
1.
Tuliskan harga normal operasi peralatan berikut (beban unit TGL
100 %) :
1.
tekanan dan temperatur minyak pelumas
2.
temperatur metal
1.
8. Lakukan
pemeriksaan rutin operasi pada sistem pelumas turbin agar sistem tetap dalam
kondisi normal.
Steam chest temperature
differential accross steam chest wall yang dihitung menggunakan thermocouples
dalam dan dangkal.
BATASAN OPERASI
1.
Perbedaan temperatur yang direkomendasi £ 83 oC
1.
Bila steam chest temperature kurang dari 204 oC pada Cold Start Up. Perbedaan temperatur yang
diperbolehkan adalah £ 110 oC
ALASAN
1.
Untuk mencegah overstress akibat tekanan yang dapat menimbulkan
retak dan kerusakan akibat steam chest.
2.
Untuk mencegah distorsi yang dapat menyebabkan seret dan tidak
beroperasinya valve dengan baik
steam
chest temperature sebelum valve transfer
BATASAN OPERASI
Bagian dalam dari steam
chest harus dipanaskan sampai temperatur jenuh sesuai dengan
steam inlet pressure sebelum valve transfer
ALASAN
Untuk mencegah terjadinya
kondensasi air yang dapat mengakibatkan thermal fatique di steam chest dan
bagian inlet dari HP turbin oleh thermal shock atau kerusakan pada sudu HP
turbin.
Laju
perubahan beban
BATASAN OPERASI
1.
Laju perubahan dari steam temperatur tingkat pertama HP turbin
harus sekitar ±165 oC/H
2.
Laju perubahan ± 56 oC/10
menit dapat dibenarkan pada keadaan tertentu
ALASAN
Untuk mencegah low cycle
fatique rupture karena thermal stress
Rotor
eccentricity selama turning operation
BATASAN OPERASI
1.
Normal: kurang dari 0,05 mm (TSI)
2.
Alarm: lebih dari 0,075 mm
(TSI)
3.
Normal: kurang dari 0,025 mm (Pada tiap bearing oil ring)
ALASAN
Untuk mencegah vibrasi
berlebih selama rolling turbin
Vibrasi
turbin di poros
BATASAN OPERASI
1.
Baik: kurang dari 0,075 mm
2.
Alarm: lebih dari 0,125 mm
3.
Trip: lebih dari 0,25 mm
(double amplitude pada putaran normal)
1.
Turbin trip otomatis pada bila batasan trip telah dilampaui pada
satu bearing dan alarm pada bearing yang lain.
ALASAN
1.
Untuk mencegah kerusakan fatique pada bany komponen dari
turbin-generator
2.
Untuk mencegah noise berlebih di turbin area
3.
Untuk mencegah kerusakan bearing
4.
Untuk mencegah peralatan longgar dan menjaga sensor-sensor
instrumen
Differential
expansion
BATASAN OPERASI
1.
Alarm: Short - 0,5 mm Long
+18,5 mm (TSI)
2.
Trip otomatis: Short -1,3 mm Long
+19,3 mm (TSI)
3.
Clearance minimum adalah D-dimension pada sudu 5-S dari
Generator end pada LP turbin
ALASAN
Untuk mencegah gesekan
antara bagian yang diam dan bagian yang bergerak
Posisi
Rotor
BATASAN OPERASI
TSI (Berdasarkan pada
posisi dari thrust clearance center)
1.
Alarm: ± 0,9 mm
2.
Trip oleh operator: ± 1,0 mm
Kegagalan thrust bearing
oleh protective device
1.
Alarm: 2,1 ± 0,1 kg
2.
Trip otomatis: 5,6 ± 0,3 kg
ALASAN
Untuk mencegah kegagalan
thrust bearing sehingga dapat terjadi gesekan antara bagian yang diam dan
bagian yang bergerak.
Perbedaan
metal temperature antara Top dan Bottom dari HP-IP turbine outer cylinder
(Water induction)
BATASAN OPERASI
1.
Alarm: 42oC
2.
Trip oleh operator 56oC
*) Selama proses Start
Up, alarm sering terjadi karena Uneven heating di turbin. Pada kasus ini
operator harus memperhatikan agar temperatur tidak naik dengan tiba-tiba
ALASAN
1.
Untuk mencegah operasi pada kondisi Water induction yang dapat
menyebabkan distorsi pada silinder.
2.
Distorsi pada silinder dapat diakibatkan oleh
bersinggungannya bagian yang diam dan bergerak
Journal
bearing metal Temperature
BATASAN OPERASI
1.
Alarm: 107oC
2.
Trip oleh operator 113oC
ALASAN
1.
Untuk mencegah meleleh dan perubahan dari white metal karena
panas berlebih
2.
Bila white metal benar-benar meleleh, maka rotor akan berputar
diatas permukaan bearing yang keras sehingga kerusakan pada bearing dan rotor
dapat terjadi
Thrust
bearing metal Temperature
BATASAN OPERASI
1.
Alarm: 99oC
2.
Trip oleh operator 107oC
ALASAN
1.
Untuk mencegah meleleh dan perubahan dari white metal karena
panas berlebih
2.
Kegagalan thrust bearing dapat menyebabkan kerusakan yang parah
pada bagian dan berputar dan diam akibat gerakan aksial abnormal.
Drain
Oil Temperatur dari jurnal dan thrust bearing
BATASAN OPERASI
1.
Alarm: 77oC
2.
2. Trip
oleh operator 85oC
ALASAN
1.
Untuk mencegah panas berlebih dari bearing
2.
Tingginya temperatur oil drain dapat menyebabkan tipisnya
lapisan oil film sehingga kontak metal dengan metal dapat terjadi.
Bearing
oil temperature
BATASAN OPERASI
1.
Turning operation: 21oC £
Bearing oil Temp £ 33oC
2.
Turbine rolling period: Bearing oil Temp ³ 21oC
3.
Oil Pump operation: Bearing oil Temp ³ 10oC
ALASAN
1.
Untuk mempertahankan kekentalan oil yang cukup pada batasan
maksimal
2.
Untuk mencegah over load dari oil pump pada batasan minimal
Bearing
oil Pressure
BATASAN OPERASI
1.
Normal: 1,0 – 1,8 kg/cm2
2.
Alarm: 0,75 kg/cm2
3.
Trip: 0,5 kg/cm2
ALASAN
1.
Untuk mempertahankan flow oil yang cukup ke journal dan thrust
bearing
2.
Untuk mempertahankan temperatur dan kekentalan oil yang
cukup ke lapisan film di dalam bearing
Gland
Condenser Vacuum
BATASAN OPERASI
400 – 500 mmH2O
Vac
ALASAN
Untuk mencegah kebocoran
dari turbine gland dan main steam valves gland
HP-IP
Gland temperature
BATASAN OPERASI
1.
Perbedaan temperatur antara sealing steam dan turbine rotor di
HP-IP gland harus dipertahankan dibawah 110oC
2.
Pada keadaan tertentu (Cold Start) perbedaan sampai 165oC dapat
diperbolehkan
3.
3. Sealing
steam harus 14oC
Superheated
ALASAN
1.
High limit: Untuk mencegah kerusakan casing gland
dan rotor
2.
Low limit: Untuk mencegah terjadinya terbentuknya uap air dalam
casing gland seal
LP
Gland temperature
BATASAN OPERASI
1.
Temperatur sealing steam harus dipertahankan antara 120oC
– 180oC
2.
Sealing steam harus 14oC Superheated
3.
Sealing steam dipertahankan sekitar 150oC
ALASAN
1.
High limit: Untuk mencegah kerusakan casing gland
dan rotor
2.
Low limit: Untuk mencegah terjadinya terbentuknya uap air dalam
casing gland seal
EH Oil
temperature
BATASAN OPERASI
EH Oil temperature
disarankan dipertahankan sekitar 40oC – 60oC
ALASAN
1.
Untuk mempertahankan kekentalan oil yang cukup
2.
Low t: Untuk mencegah overload EH fluid pump dan bergerak
lambannya valva actuator
3.
High limit: Untuk mencegah sealing yang tidak baik sehingga
bisa menyebabkan kerusakan saat turbin trip
Putaran
resonansi (kritis)
BATASAN OPERASI
Jangan menahan
turbin-generator pada putaran resonansi (kritis)
ALASAN
1.
Untuk mencegah kerusakan sudu dari resonansi
2.
Untuk mencegah naiknya amplitudo vibrasi akibat resonansi
Operasi
pada beban rendah
BATASAN OPERASI
1.
Operasi pada beban kurang dari 5% nominal harus dihindari
2.
Jika perlu hal-hal berikut harus diperhatikan:
2.1.
Batasan pada reheat temperatur dan back pressure pada Gambar 6 harus
dipertahankan
2.2.
LP turbin exhaust temp jangan melebihi 80oC
2.3.
Semua penunjukan instrumen harus dalam batasan yang diperbolehkan khususnya
differential expantion
ALASAN
Untuk mencegah panas
berlebih pada LP turbin dan mencegah bersentuhan antara sudu gerak dan
bagian yang diam
Turbin beroperasi
sebagai motor (tidak berbeban tapi online)
Turbin beroperasi sebagai
motor dibatasi kurang dari 1 (satu) menit
ALASAN
Untuk mencegah panas berlebih pada LP
turbin akibat windage dan kontak antara sudu gerak dengan bagian yang
diam.
Batasan
frekwensi
BATASAN OPERASI
Batasan frekwesi adalah
pada 48,5 ± 51,5 Hz
ALASAN
Untuk mencegah getaran
berlebih pada sudu tingkat akhir dari LP turbin sebagai
akibat resonansi.
Operasi
dari turbine drain valve
BATASAN OPERASI
1.
Buka drain valves sebelum start unit dan sampai berbeban 20%
beban
2.
Pada shut down normal, buka drain valve pada beban kurang dari
15%
3.
Buka drain valve selama shut down sampai turbinnya dingin
ALASAN
1.
Untuk membuang semua air yang terbentuk di turbin dan pipa
2.
Air yang terbentuk di dalam casing yang panas dapat menyebabkan
kerusakan dan bersentuhan
3.
Titik air yang mengenai sudu turbin akan mengakibatkan unbalance
dan erosi sudu
Pengoperasian
Exhaust spray
BATASAN OPERASI
1.
Buka spray valve pada putaran lebih dari 600 rpm dan beban
kurang dari 5%
2.
Buka spray valve bila temperature exhaust steam lebih dari 70oC
ALASAN
Untuk mencegah panas
berlebih di daerah LP turbine.
Operasi
curtain spray
BATASAN OPERASI
1.
Buka spray valve pada pembukaan sedang selama LP bypass dalam
kondisi open.
2.
Buka spray valve “fully open” bila load rejection terjadi.
3.
Tutup spray valve bila kedua Condensate Pump stop
ALASAN
1.
Untuk mencegah baliknya dump steam dari bypass system ke LP
Turbine exhaust.
2.
Untuk mencegah overheating dari LP turbine exhaust
3.
c. Untuk
mencegah efek water hammer selama Condensate pump start
Pengoperasian
Ventilator valve
BATASAN OPERASI
Urutan normal Start Up
1.
Close setelah turbine reset
2.
Open selama rub check dan close setelah rub check selesai
3.
Open setelah Valve transfer
4.
Close setelah syncron
Kondisi Lain:
1.
Open pada beban kurang dari 10% load dan HP exhaust metal
temperature ³ 370oC (£350 oC Close
lagi)
2.
Open GV close dan ICV open condition
3.
Open bila Fast Cut Back terjadi
4.
Open bila melakukan Over speed Protection system
5.
Open setelah turbin trip atau all valve close
ALASAN
1.
Pembukaan ventilator valve akan menurunkan reneat steam pressure
dan mencegah naiknlya HP turbine exhaust temperature akibat windage loss
2.
Turbin trip otomatis bila HP exhaust steam temperature ³ 500 oC
Operasi
Turning gear
BATASAN OPERASI
1.
Turning gear dioperasikan sebelum start up dan setelah turbine
shut down
2.
Operasi turning gear harus dilanjutkan setelah shut down selama
minimal 48 jam dan initial metal temperature kurang dari 180 oC
3.
Turning gear harus dioperasikan setiap saat bila ada steam
sealing system
4.
Turning gear lebih baik dioperasikan bila generator terisi
dengan Hidrogen
5.
Dalam keadaan emergency, oil pump dan turning gear dapat distop
pada initial stage metal temperature 250 oC
6.
Dalam keadaan emergency, turning gear hanya dapat distop pada
initial stage metal temperature 350 oC
ALASAN
1.
Untuk mengurangi rotor bowing yang disebabkan pendinginan rotor
yang tidak cukup
2.
Untuk mempertahankan seal yang baik
3.
Untuk mencegah overheating dari metal bearing akibat panas dari
bagian-bagian yang bertemperatur tinggi
Vapor
extractor
BATASAN OPERASI
Kedua vapor extractor di
lubrication oil reservoir dan loop seal tank harus dioperasikan ketika
lubrication oil system beroperasi
ALASAN
Untuk mencegah bocornya
oli dan uap hydrogen dari rumah bearing dan semua komponen drain system
Urutan
penempatan feed water heater in service
Feed water heater harus
selalu in service dimulai dari LP Heater tekanan paling rendah ke HP
Heater tekanan paling tinggi
ALASAN
1.
Untuk mengurangi load reduction pada beban tinggi
2.
Untuk mencegah flow yang abnormal dan pressure ratio di dalam
turbine
Operasi
dengan feed water heater out of service
BATASAN OPERASI
1.
Heater yang tidak berdekatan dapat distop bila beban nominal
turbin tidak terlampaui
2.
Tiga heater tekanan paling tinggi dapat out service bila beban
nominal turbin tidak terlampaui
3.
Pengurangan beban sebesar 10% dibawah beban nominal bila heater
yang berdekatan out service dengan HP Heater in service. Tambahan pengurangan
beban 10% tiap tambahan heater yang berdekatan out service
ALASAN
Untuk mencegah
overstressing dari sudu turbin
MSV/ GV
stem freedom test
BATASAN OPERASI
Valve stem freedom test
dari MSV/GV harus dilakukan sekali seminggu pada beban kurang dari 70% dan IMP
on
ALASAN
1.
Untuk mengecek kondisi operasi dari MSV/ GV
2.
Untuk mencegah lengketnya MSV/ GV dari deposit yang terbawa dari
bocoran uap
3.
Untuk mencegah overspeed yang disebabkan dari kegagalan valve
RSV/
ICV stem freedom test
BATASAN OPERASI
Valve stem freedom test
dari RSV/ ICV harus dilakukan sekali seminggu pada beban kurang dari 90% dan
IMP off
ALASAN
1.
Untuk mengecek kondisi operasi dari RSV/ ICV
2.
Untuk mencegah lengketnya RSV/ ICV dari deposit yang terbawa
dari bocoran uap
3.
Untuk mencegah overspeed yang disebabkan dari kegagalan valve
Over
Speed Protection control system test
BATASAN OPERASI
1.
Test direkomendasikan dilakukan setiap 6 (enam) bulan bersamaan
dengan test mechanical over speed test.
2.
Test direkomendasikan dilakukan setiap turbin start up
ALASAN
Untuk mengecek Over speed
protection control system bekerja dengan benar. GV/ ICV menutup dalam
waktu yang singkat
Protective
Device Test di HP turbine pedestal
BATASAN OPERASI
Protective Device Test
harus dilakukan sekurang-kurangnya sekali tiap bualan:
1.
Bearing pressure low trip test
- Alarm: 0,75 ± 0,5 kg/cm2
- Trip: 0,5 ± 0,05 kg/cm2
1.
Thrust Bearing oil trip
- Alarm: 2,1 ± 0,1 kg/cm2
- Trip: 5,6 ± 0,3 kg/cm2
1.
Condenser vacuum low test
- Alarm: 650 ± 25 mmHg
- Trip: 550 ± 100 mmHg
1.
Over speed oil trip test
Catat oil pressure dan
bandingkan dengan normal standar data
ALASAN
Untuk mengecek protective
device pada kondisi normal\}
Mechanical
over speed test
BATASAN OPERASI
Test fugsi dari
Mechanical over speed test direkomendasikan pada kondisi interval berikut:
1.
Setiap 6 (enam) bulan
2.
Setiap start up, jika turbin telah out service pada periode yang
cukup lama
3.
Jika perbaikan telah dilakukan di governor pedestal
* Jika test dilakukan
pada saat start up, turbin ditahan selama 4 (empat) jam pada 10% beban
dibutuhkan untuk memanaskan rotor turbin
ALASAN
Untuk mengecek hal-hal
berikut:
1.
Semua mechanical trip test
2.
Set point dari mekanisme overspeed trip (kurang dari 111%
putaran nominal)
3.
Fungsi reset
Trip
solenoid test
BATASAN OPERASI
Trip solenoid harus dites
saat turbin out service untuk over speed test
ALASAN
Untuk mengecek Trip
solenoid test dapat beroperasi dengan baik
Test
fungsi dari extraction non return valve
BATASAN OPERASI
Fungsi dari extraction
non return valve direkomendasikan dites dengan udara seminggu sekali
ALASAN
1.
Untuk mengecek extraction non return valve dapat bekerja dengan
baik
2.
Untuk mencegah masuknya air dari feed water heater ke
turbin
Oil
pump auto start test
BATASAN OPERASI
Test auto start dari Oil
Pump harus dilakukan sekali seminggu:
1.
Auxiliary Oil Pump start: 7,5 ± 0,2 kg/cm2
2.
Turning Oil Pump start: 0,85 ± 0,05 kg/cm2
3.
Emergency Oil Pump start: 0,65 ± 0,05 kg/cm2
4.
EH Fluid Pump: 105 ± 3,0 kg/cm2
ALASAN
Untuk menyiapkan oil pump
pada keadaan emergency
SISTEM INSTRUMEN DAN
KONTROL TURBINE
Sistem instrumen dan
kontrol turbine unit 5-7 PLTU Suralaya menggunakan sistem Digital Electro Hydraulic Control (DEHC).
Sistem ini dimaksudkan untuk megatur aliran uap yang masuk ke turbin.
Adapun peralatan kontrol
yang ada pada sistem DEHC antara lain :
- DEHC
Cabinet
- Servo
Controller
- High
Pressure Hydraulic Supplier
Sistem DEHC terdiri dari
2 buah microprocessor yang berbasiskan digital
controller yang bekerja secara redundant dengan menggunakan software yang
disebut IDOL.
Fungsi DEHC dalam
pengontrolan turbin antara lain :
1. Fungsi control untuk :
- Speed
up control
- Valve
transfer
- Close
all valves
- Load/frequency
control
- Load
limited
- IMP
(Impulse Chamber
2. Fungsi Proteksi untuk :
- Electrical
Over Speed Trip (EOST)
- Over
Speed Protection Control (OPC)
- Initial
Pressure Regulator (IPR)
3. Fungsi Test untuk :
- Valve
Close Test (GOV, MSV, ICV, RSV)
- OPC
Test
- Over
Speed Trip Test
Kelengkapan dan
pemasangan peralatan instrumen diatas terdapat pada setiap bagian sistem, yaitu
pada :
- Setiap
thermometer
- Pressure
gauges
- Differential
pressure gauges
- Flow
switches
- Sight
glass
- Turbine
flow meters dan totalizers
- Pressure
switches
No comments:
Post a Comment